Download di sini
Klik Disini
Jumat, 13 November 2015
Puisi Waktu
Berhentinya masa telah membuat segalanya terdiam
Hening dan sunyi Seolah semua hilang
Sesekali terdengar dikejauhan
Suara burung malam memecah kegelapan
Kengerian pun mencekat menekan
Perasaan.
Waktu pun terus berlalu
dan hari tak mampu untuk berhenti
Keadaan tak jua berubah karena tak ada yang merubah
Aku melangkah kedepan
Melihat kekiri dan kekanan
Tampaklah berjuta mata menatapku dalam diam
Kebisuan semakin mencekam
Lambada….!
Kudengat seseoarang berteriak
Lalu tiba-tiba aku merasa leherku patah terkulai
Astaga…….
Terdengar lagi satu teriakan
Setelah itu suasana menjadi hingar bingar
Berjalan di sudut sebuah taman
Dengan senyuman yang terkembang
Menyaksikan canda riang para pendatang
Telah membuat diriku seakan tenggelam dalam keindahan
Hening dan sunyi Seolah semua hilang
Sesekali terdengar dikejauhan
Suara burung malam memecah kegelapan
Kengerian pun mencekat menekan
Perasaan.
Waktu pun terus berlalu
dan hari tak mampu untuk berhenti
Keadaan tak jua berubah karena tak ada yang merubah
Aku melangkah kedepan
Melihat kekiri dan kekanan
Tampaklah berjuta mata menatapku dalam diam
Kebisuan semakin mencekam
Lambada….!
Kudengat seseoarang berteriak
Lalu tiba-tiba aku merasa leherku patah terkulai
Astaga…….
Terdengar lagi satu teriakan
Setelah itu suasana menjadi hingar bingar
Berjalan di sudut sebuah taman
Dengan senyuman yang terkembang
Menyaksikan canda riang para pendatang
Telah membuat diriku seakan tenggelam dalam keindahan
Puisi
Hujan datang, mereka membawa asam.
Air keras melepuh, meresap dalam kulit lembut mu.
Senyum sendu robek dari bibirmu.
Para malaikat kematian sedang tettawa melihat kita.
Ah, aku tahu waktumu sudah habis bukan?
Aku menangis tapi juga tertawa
Apakah ini waktu nya?
Kau akan pergi, bukan ?
Tangan dinginmu memeluk ku.
Berbisik, kau mencintaiku.
Aku tertawa, darah mengalir dengan air mata.
Janjiku telah gagal.
Janjiku untuk melindungimu…,hanya tinggal kosong.
Air keras melepuh, meresap dalam kulit lembut mu.
Senyum sendu robek dari bibirmu.
Para malaikat kematian sedang tettawa melihat kita.
Ah, aku tahu waktumu sudah habis bukan?
Aku menangis tapi juga tertawa
Apakah ini waktu nya?
Kau akan pergi, bukan ?
Tangan dinginmu memeluk ku.
Berbisik, kau mencintaiku.
Aku tertawa, darah mengalir dengan air mata.
Janjiku telah gagal.
Janjiku untuk melindungimu…,hanya tinggal kosong.
Cerita Pendek
Ini Cerita Memet
Di sebuah kelurahan di daerah Bogor, seorang Lurah menerima laporan dari seorang staff senior- nya, bernama Memet....
Memet : Pak,program KB di kelurahan kita gagal total .. !!
Lurah : Lho...! How Come ?? Bagaimana bisa .. ???
Memet : Iyaa pak, penyebabnya karena NARKOBA .. !!
Lurah : HAHHH .. !! Kejadiannya bagaimana Met ??
Memet : Begini Pak Lurah...., setiap malam NARKOBA merajalela di kelurahan kita .. Pelakunya tak lain adalah ibu-ibu pak yang suka sekali NARikin KOlor BApak .. Makanya Program KB gagal total .. !!!
Lurah : Dasar lo Meeetttt.... Pengen turun pangkat kamu jadi Gol. II.d ????
Langganan:
Postingan (Atom)